Oleh : Nurlailia, Nurdiana & Andi Andri
A. Sejarah Awal Terbentuknya Dinasti Mamluk
A. Sejarah Awal Terbentuknya Dinasti Mamluk
Proses
berdirinya Mamalik dimulai dengan terbunuhnya Sultan Maliq al-Shaleh dari
dinasti Ayyubiyah pada 14 Sya’ban 647 H/22 November 1249 M. ketika
mempertahankan Kairo dari serangan tentara Salib dibawah pimpinan Lois IX (raja
Prancis).
Konon katanya, setelah Sultan Maliq al-Shalehmeninggal maka tampuk kepemimpinan sementara dipegang oleh
permaisurinya yang bernama Syajaratud Dur. Pada mulanya, Syajaratud Dur adalah
seorang budak sahaya Armenia yang dihadiahkan khalifah Musta’shim dari Baghdad
kepada Maliku al-Shaleh dari Najmuddiyn Ayyub, Sultan Ayyubiyyah di Kairo.
Syajaraatu Dur kemudian dimerdekakan dan diangkat menjadi permaisuri.[1]
kepempimpinan Syajaaratudur berlangsungsekitar 3 bulan sampai terusirnya
tentara Salib ke-7. Kemudian ia memanggil putra suaminya, Tauron Syah untuk
menduduki takhta kerajaan. Namun Tauron Syah tidak menghargai usaha ibu
tirinya. Ia bahkan berusaha menyingkirkannya. Karena itu Syajarotud Dur kemudian meminta bantuan kaum Mamluk dibawah
pimpinan Izzudin Aybak dan Baybars dan terjadilah kudeta[2] yang berakhir dengan terbunuhnya Tauron Syah
pada tahun 1250M. Selanjutnya, Syajarotud Dur kemudian menikah dengan Izzuddiyn Aybak yang notabene adalah pemimpin Mamluk dan kemudian menyerahkan tampuk kepempimpinan
kepadanya sambil berharap dapat berkuasa di belakang tabir. Namun setaelah itu
Aybak membunuh Syajaaratud Dur dan
mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan.[3]
Dengan berkuasanya Aybak mulailah Daulah Mamluk Al- Bahriyah(1250-1275).
B.
Sistem Pemerintahan Dinasti Mamluk
Dinasti
Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Raja yang terkenal
membawa kemajuan yang begitu besar adalah Sultan Baybars.Pemerintahan dinasti
ini bersifat oligarki militer/ ketentaraan, utamanya pada masa pemerintahan
Mamluk Bahri. Tokoh ketenteraan yang terkenal dan berprestasi akan dipilih
menjadi Sultan. Sistem oligarki ini banyak mendatangkan kemajuan di Mesir. Karena
para amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka akan menjadi kandidat Sultan.
Adanya kompetisi semacam ini, memotivasi setiap amir untuk melakukan perubahan
demi terjadinya suatu kemajuan di Mesir.
Namun
hal tersebut berubah sejak pemerintahan Qalawun. Ia merubah sistem pemerintahan
atau cara pemilihan kepemimpinan dari oligsrki militer menjadi sistem kerajaan
atau turun-temurun. Sultan Qalawun mewariskan kekuasaannya kepada keturunannya
hingga pada empat generasi hingga kemudian terjadi perebutan kekuasaan di
antara keturunannya tersebut.
Dari
47 orang sultan Mamluk, sultan yang termasyhur adalah Sultan Baybars
(1260-1277), sultan keempat. Baginda merupakan seorang pemimpin tentera yang
gagah dan perkasa, bahkan dianggap sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamluk.
C.
Kemajuan-Kemajuan yang dicapai pada Masa Dinasti Mamluk
Adapun kemajuan-kemajuan yang
dicapai dinasti Mamluk adalah sebagai berikut:
1.
Dalam bidang pemerintahan
Kemenangan dinasti
Mamalik atas tentara Mongol di 'Ayn al-Jalut menjadi modal besar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Banyak
penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada kerajaan ini. Untuk
menjalankan pemerintahan di dalam negeri, Baybars mengangkat kelompok militer
sebagai elit politik.
Disamping itu, untuk
memperoleh simpati dari kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Baybars membaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil
meloloskan diri dari serangan bangsa Mongol, al-Mustanshir sebagai khalifah. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah, setelah dihancurkan oleh tentara Hulaghu di Baghdad, berhasil dipertahankan oleh daulah ini dengan Kairo sebagai pusatnya. Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat mengancam
kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan, seperti tentara Salib di sepanjang Laut Tengah, Assasin di pegunungan Syria, Cyrenia (tempat berkuasanya
orang-orang Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.
2.
Dalam bidang ekonom
Keberhasilan di dalam bidang ekonomi yakni:
a) membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia melalui perluasan
jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya.
b) Menjadikan kota Kairo sebagai jalur
perdagangan antara Asia dan Eropa, dan menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan jalur
perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa.
c) Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang
ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi
antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan angkatan laut Mamalik sangat
membantu pengembangan perekonomiannya.
3.
Dalam bidang ilmu pengetahuan
Mesir menjadi tempat
pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu
banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah,
kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Kemajuan yang dicapai dalam
bidang ilmu pengetahuan yakni :
a) Di bidang astronomi dikenal nama Nashiruddin ath-Thusi. Di bidang matematika Abul Faraj al-'Ibry.
b) Dalam bidang kedokteran,Abu Hasan 'Ali an-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun'im ad-Dimyathi, seorang dokter hewan, dan Ar-Razi’, perintis psykoterapi.
d) Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Syaikhul Islam ibn Taimiyah
Rahimahullah, seorang mujaddid,
mujahid dan ahli hadits dalam Islam, Imam As-SuyuthiRahimahullah yang menguasai banyak
ilmu keagamaan, Imam Ibn Hajar al-'AsqalaniRahimahullah dalam ilmu hadits,
ilmu fiqih dan lain-lain.
4.
Bidang Seni dan Budaya.
Pergantian Sultan yang dialami oleh dinasti Mamluk, khususnya pada masa
dinasti Mamluk Bahri memberikan corak tersendiri bagi perkembangan arsitektur
setiap sultan. Kondisi persaingan di bidang arsitektur ini memberikan gambaran
tersendiri bagi kewibawaan dan kemajuan bagi diri sultan. Oleh karena itu
perhatian terhadap kondisi arsitektur melambangkan kejayaan kerajaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari setiap sultan berusaha lebih berhasil dari
pendahulunya meskipun semuanya tidak terpenuhi, sehingga ada keinginan
mengabadikan sesuatu yang bersifat monumental dari kepemimpinannya sebagai
warisan sejarah.
Pengembangan arsitektur yang sangat tinggi tersebut ditopang oleh datangnya
beberapa insinyur tehnik yang melarikan diri ke Mesir untuk mencari
perlindungan kepada sultan akibat kejaran tentara Mongol. Kedatangan arsitek
tersebut membawa Mesir mengalami perkembangan seni dan budaya secara cepat,
dengan prestasi-prestasi tersendiri seperti arsitektur, keramik, dan karya
arsitek dalam logam. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun
sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang
didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan,
villa-villa, kubah dan menara masjid.
D.
Lembaga Pendidikan di Masa Dinasti Mamluk
Pada dasarnya, sudah terdapat lembaga pendidikan yang berasal dari
dinasti pendahulu Mamluk seperti Abbasiyah, Fatimiyah dan Ayyubiyah.
Menurut Maqrizi (Suwito, 2008: 53) pada masa kerajaan Aiyubiyyah
berkuasa, sistem sekolah diperkenalkan di Mesir dan juga di seluruh kerajaan
yang dahulunya berada dibawah kekuasaan Nur al-Din. Jatuhnya kerajaan Ayyubiyah
tidak menghentikan usaha pembangunan sekolah-sekolah, malah usaha ini
diteruskan oleh penguasa kerajaan Mamlik. (Maqrizi, 1270: 25).
Beberapa lembaga pendidikan itu diantaranya:
1.
Kuttab
atau Maktub
Berasal
dari kataba yang berarti menulis atau tempat menulis. Namun akhirnya
memiliki pengertian sebagai lembaga pendidikan dasar. (Suwito, 2008: 11)
2.
Pendidikan
rendah di Istana
Menurut
Zuhairini, dkk (Suwito, 2008: 102) Lembaga pendidikan ini diperuntukkan bagi
anak-anak pejabat istana. Para pejabat tersebut memanggil guru-guru khusus
untuk memberikan pendidikan kepada ank-anak mereka. (Zuhairini, dkk: 92)
3.
Toko-toko
buku
4.
Majelis
atau slon kesusastraan
5.
Rumah
Sakit
6.
Perpustakaan
7.
Masjid
Mesjid
tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai lembaga
pendidikan. Al-Azhar adalah salah satu diantaranya. al-Azhar yang mulai
dibangun pada 24 Jumadil awal tahun 359 H ( 7 Mei 970 M) ini telah melalui
berbagai periode pemerintahan yang dimulai dari masa kerajaan Fatimiyah,
Ayyubiyah dan kemudian sampai pada kerajaan Mamalik.
Selain
itu, terdapat pula beberapa masjid terkenal yang digunakan sebagai lembaga
pendidikan sebelum berdirinya al-Azhar, diantaranya:
a.
Masjid
Amr bin al-As yang dianggap masjid pertama di bangun di Mesir pada tahun 20 H
(641 M)
b.
Masjid
al-Askar yang didirikan pada tahun 32 H (750 M) oleh gubernur kerajaan Abbasiah
setelah penguasa Umawiyah digulingkan.
c.
Masjid
Ibn Tulun yang didirikan oleh Ahmad bin Tulun pada tahun 265 H (878-879 M)
sebagai pengganti kekuasaan Abbasiah di Mesir.
8.
Rumah-rumah
para ulama
9.
Madrasah
E.
Ilmuwan-ilmuwan Besar yang Lahir pada Masa Dinasti Mamluk
Pada
masa dinasti Mamluk, banyak lahir para ilmuwan-ilmuwa besar, diantaranya Ibnu
Nafis yang oleh pengagumnya digelari The
Second Avisenna (Ibnu Sina Kedua). Diantara karya-karya Ibnu Nafis adalah:
1)
Kitab
as-Syamil fi at-Thibb, sebuah ensiklopedi kedokteran lengkap yang
terdiri dari 27.000 folio yang tersebar
dalam 8 jilid tebal.
2)
Kitab
al-Muhadzdzab fi al-Khul, sebuah buku yang mencakup hampir seluruh
cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu. Buku ini banyak digunakan oleh
penulis kedokteran di kemudian hari.
3)
Mujiz
al-Qonum, sebuah intisari lengkap buku Qonun
Ibnu Sina, kecuali masalah anatomi (ilmu urai tubuh) dan fisiologi (ilmu fa’al
tubuh) yang tak termasuk didalamnya.
4)
Komentar
terhadap buku Masail fi at-Thibb karya Hunain ibnu Ishak.
5)
Komentarnya
secara lebih luas terhadap Qonunnya Ibnu Sina, khususnya masalah yang berkaitan
dengan anatomi dari tiga bagian pertama dari Qonun. Ia memberi komentar dalam
bukunya yang berjudul I the lesser or pulmonary circulation of the blood, yang tercatat sebagai prestasi paling
penting dalam lapangan kedokteran.[4]
Ilmuwan
lain yang terkenal pada zaman Mamluk adalah Abu Fida, seorang ahli geografi dan
Sejarah. Diantara karya-karyanya yang terkenal adalah:
1)
Mukhtasir
Tarikh al-Bashar, sebuah buku
sejarah universal, mencakup pra-Islam dan sejarah Islam sampai tahu 1329M.
2)
Takwin
al-Buldan, sebuah
deskripsi geografis yang dilengakapi sejumlah data dalam bentuk tabel-tabel,
matematika, dan fisika.[5]
Selain
itu juga terdapat Ibn al-Kuh (murid dari Ibn Nafis) yang merupakan seorang
dokter ahli bedah dengan buku karyanya yang berjudul tentang ilmu bedah, Abu
Hayyan al-Gharnati Nahhas yang merupakan seorang ahli psikologi.
F.
Kemunduran Dinasti Mamluk
Sejarah
telah mencatat bahwa pada masa dinasti Mamluk Bahri, Mamluk mengalami berbagai
puncak kejayaan utamanya pada masa Baybars memegang tampuk kepemerintahan.
Setelah pemerintahan Mamluk beralih kepada kelompok Mamluk Burji, dinasti
Mamluk mengalami banyak kemunduran. Kemunduran itu disebabkan berbagai faktor
internal dan eksternal.
Para
Sultan dari Mamluk Burji tidak memiliki pengetahuan cara mengatur roda
pemerintahan kecuali latihan militer. Kenyataan menunjukkan situasi kelemahan
yang dialami oleh dinasti ini. Misalnya melarang megimpor rempah-rempah dari
India. Akibatnya, harga rempah-rempah menjadi mahal, apalagi komoditi ini
dimonopoli oleh Sultan. Ia juga memonopoli pabrik gula dan melarang kaum wanita
keluar rumah, memecat orang-orang non Muslim dari pegawi pemerintah. Dalam
suasana stabilitas dalam negeri yang begitu rapuh, masyarakat juga dijangkiti
berbagai macam penyakit yang meminta korban banyak.
Banyak
penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai pengetahuan.
Kebiasaan hidup berpoya-poya dan hidup mewah menyebabkan harga pajak melambung
tinggi, sehingga menyengsarakan rakyat dan membuat mereka putus asa dan hilang
kepercayaan terhadap sultan. Dengan demmikian, maka pajaklah satu-satunya jalan
untuk mendapatkan uang yang banyak untuk membiayai pemerintahan, membayar
pegawai, melengkapi istana-istana dengan berbagai kemewahan. Sultan yang
memerintah dari tahun 1412-1421 M adalah seorang pemabuk, yang dibeli dari
seorang pedagang Circassia. Sultan inilah yang melakukan berbagi perbuatan yang
melampaui batas. Kondisi yang melanda dinasti Mamalik ini, meluas dari tingkat
amir ke bentuk gangguan dalam masyarakat. Keadaan itu diperparah dengan adanya
musim kemarau panjang yang mengakibatkan pertanian tidak berproduksi.
Disamping
kondisi internal tersebut di atas, kondisi yang tak kalah pentingnya yang
mewarnai kemunduran dan kehancuran dinasti Mamluk adalah faktor eksternal. Pada
tahun 1498 Vasco Da Gama, seorang navigator yang berkebangsaan Portugis,
mendapat jalan ke Timur melalui Tanjung Pengharapan di Afrika Selatan. Dengan
penemuan ini, orang Portugis dan Eropa lainnya bersatu untuk mendatangi daerah-daerah
penghasil rempah-rempah di Timur. Akibatnya adalah kapal-kapal yang biasanya
melintas di daerah Mesir dan Syiria kini baralih ke Tanjung Pengharapan,
sehingga penghasilan Mamluk menjadi berkurang. Dengan ditemukannya Tanjung
Harapan sistem perdagangan dinasti Mamalik mulai runtuh secara
berangsur-angsur.
Di
pihak lain, satu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi
dinasti Mamalik, yakni kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat
Mamalik di Mesir. Datangnya kekuatan baru tersebut diperparah dengan
bergolaknya daerah kekuasaan Mamluk di Syiria. Selain karena penyerbuan tentara
Mongol, juga karena ulah penguasa-penguasa setempat yang ingin melepaskan diri
dari pemerintahan pusat. Kekuatan Turki Usmani yang masuk Syiria itu berasal
dari Anatolia yang memberikan perlawanan yang berarti terhadap pasukan Mamluk. Dari
Syiria, tentara Usmaniyah melaju ke Mesir. Pada waktu itu yang menjadi sultan
di Mesir adalah Tumam Bey, bekas budak Qunshawh. Kedua belah pihak berhadapan
di kota Kairo pada tanggal 28 Zulhijjah 1923 H/ 22 Januari 1417M. Kondisi pasukan
Mamalik tidak dapat mengimbangi pasukan Turki Usmaniyah. Sehari setelah itu,
sultan Salim dengan mudah memasuki Kairo. Orang-orang Mamalik menyerah kalah.
Tumam Bey, sultan terakhir Mamalik akhirnya terbunuh pada bulan rabiul Awal 923
H/April 1517M. Dengan demikian, berakhirlah masa pemerintahan dinasti Mamalik.
Kairo yang sebelumnya menjadi ibu kota kerajaan, sekarang tidak lebih dari
sebuah kota propinsi dari kesultanan Turki Usmaniyah.
ULAMA
– ULAMA TERMASYHUR PADA MASA DINASTI MAMLUKS
NO
|
PENJELASAN
|
1.
|
Izzuddin bin
Abdus-Salam ( wafat tahun 660 H./ 1261 M.). Ia seorang Faqih Mujtahid As-Syafi’i, lahir di Syam, kenudian berpindah ke
Mesir. Ia tinggal di Mesir lebih 20 tahun lamanya sampai ia wafat.
|
2.
|
An- Nawawi,
namanya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf ( tahun 631-676 H./1233-1277
M.). Ia termasyhur sebagai ahli hadis dan fiqh. Di antara karangannya;
Al-Minhaj dan Hadis Arba’in yang sangat termasyhur.
|
3.
|
Ibnu Hisyam
An- Nawawi, namanya Abdullah bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Al-
Anshary ( tahun 708-761 H./1309-1360 M.). Ia imam Nahwu dan pengarang kitab;
Munghnil-Labib dan Qathrun-Nada.
|
4.
|
Sa’aduddin
At- Taftazany ( wafat di Samrakand tahun 791 H./1388 M.). Ia ahli Nahwu,
syaraf, balaghah, tauhid, fiqih, ushul dan filsafat.
|
5.
|
As- Sayyid
Al- Jurjany ( tahun 740-816 H./1339-1413 M.). Ia ahli dalam ilmu-ilmu agama,
filsafat dan falak. Bahkan ia setingkat dengan Sa’duddin dalam bermacam-macam
ilmu dan terjadi perdebatan antara keduanya di majelis Taimurlank.
|
6.
|
Ibnu
Khillikan ( tahun 600-681 H./1211-1281 M.). Ia ahli sejarah dan ahli syair,
karangannya dalam ilmu sejarahbernama Wafyatul A’yan wa Anbau Abnaiz Zaman.
|
7.
|
Ibnu Khaldun
( tahun 742-808 H./1332-1406 M.). Ia ahli sejarah dan pencipta filsafat ilmu
masyarakat dan filsafat sejarah. Di antara karangannya yang termasyhur ialah;
Muqaddimah Ibnu Khaldun dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh De Slane (Paris 1860 M).
|
8.
|
Ibnu Hajar
Al-Asqalany As-Syari’iy, lahir di Mesir ( tahun 774-852 H./1372-1449 M.). Ia
seorang ahli hadis, ahli fiqih dan ahli sejarah. Kitab-kitab karangannya
lebih dari 150 buah. Di antaranya; Fathul-Bari
fi Syarhil-Bukhari (12 jilid) dan Al-Ishabah
fi tamyiz shahabah.
|
9.
|
Jalaluddin
Al- Mahally ( tahun 791-864 H./1388-1459 M.). Lahir di Kairo, di antara kitab
karangannya Tafsir Al-Qur’aan, tidak tamat. Kemudian ditmatkan oleh
Jalaluddin As-Suyuthy, lalu dinamai Tafsir Al-Jalalain. Kitab ini tetap
dipakai dipesantren-pesantren sampai sekarang.
|
10.
|
Jalaluddin
As-Suyuthy ( tahun 849-911 H./1445-1505 M.). Lahir di Kairo, ia ahli tafsir,
hadis, fiqh, nahwu dan balaghah. Kitab karangannya lebih 300 buah. Di
antaranya Thabaqatul Mufassirin,
Thbaqatul Huffaz dan Al-Itqan fi’ Ulumil Qur’an, Al-Asyabh Wan Nazhair
dan lain-lain.
|
11.
|
Ibnu Taimiyah
( tahun 662-729 H./1263-1328 M.), lahir di Harran dekat Dimasyq, faqih
Hanbaly. Ia menurut jejak ulama-ulama dahulu, tidak mau bertaqlid. Lalu
dibantah oleh ulama Syafi’iyah, sehingga ia dilarang mengajar. Di antara
kitab-kitab karangannya As-Siyasah
Syar’iyah dan Majmuah Fatawa.
|
12.
|
Ibnu Qaiyim
Al- Jauziyah ( tahun 692-751 H./1292-1350 M.). Faqih Hanbaly Dimasyqy, murid
Ibnu Taimiyah. Ia menentang filusuf-filusuf, Nasrani dan Yahudi. Ia berkata,
bahwa pahala surga abadi dan azab neraka sementara waktu saja. Di antara
kitab-kitab karangannya I’lamul Muqi’in,
Ilmul-Bayan dan Fawarid Musyauwiqah ila’ilmil Qur’an.
|
Nama- Nama Ilmuan Besar Beserta Karyanya
Pada Masa Dinasti Mamluks
|
NAMA ILMUAN
|
KEAHLIAN
|
KARYA-KARYA
|
||
1
|
Ibn Nafis
(Alauddin Abu al-‘Ala Ali ibn Al-Haram Al-kursyi Al-Dimasyiki ibn Nafis(Lahir
di Damaskus)
|
- Dokter /
kedokteran,tata bahasa Arab,Logika dan ilmu keislaman lainnya.
|
- Kitab
as-Syamil fi at-Thibb (ensiklopedi kedokteran )
-
Al-Muhadzdzah fi al-Kuhl (buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu
kedokteran Arab pada waktu itu)
- Mujiz
al-Qanun (mengenai seluruh bagian ilmu kedokteran yang diperuntukkan terutama
bagi para dokter praktik)merupakan intisari lengkap buku Qanun ibnu Sina,
kecuali astronomi(ilmu urai tubuh)dan fisiologi(fa’al tubuh)
- Komentar
terhadap buku Hurain ibn Ishak “Masail” fi at-Thibb
- Komentar
secara lebih luas terhadap Qanunnya ibnu Sina “Khusus masalah yang berkaitan
dengan Anatomi.
|
||
2
|
Ibn Al-Kuh
(Murid ibn Nafis)
|
- Dokter Bedah
|
- Menulis
buku tentang Ilmu Bedah.
|
||
3
|
Abu Hayyan
Al-Gharnati Nahhas
|
- Ahli
Psikologi
|
|||
4
|
Abu Fida
(Ahli geografi terbesar pada masanya).(Lahir di Damaskus)
|
-
Geografi dan Sejarah
|
- Mukhtasir
Tarikh al-Basar ( Sejarah Universal)
- Takwin
al-Buldan ( Buku Deskripsi geografis yang dilengkapi data-data berupa
tabel-tabel matematika dan fisika.
|
ULAMA
ASLI MESIR YANG MEMBANTU MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI AL-AZHAR
NO
|
NAMA
|
WAFAT
|
1
|
Abu Al-Abbas Ahmad Al-Qalqasyandi
|
821 H = 1418 M
|
2
|
Taqiyuddin Ahmad Al-Magrizi
|
845 H = 1441 M
|
3
|
Ibn Hajar Al-Asqallani
|
852 H = 1448 M
|
4
|
Badruddin Mahmud Al-‘Aini
|
855 H = 1451 M
|
5
|
Sirajuddin Al-Balqimi
|
868 H = 1464 M
|
6
|
Syarafuddin Al-Mennawi
|
871 H = 1467 M
|
7
|
Abu Al-Mahasin bin Taghi Bardi
|
874 H = 1470 M
|
8
|
Syamsuddin Al-Sakhawi
|
902 H = 1497 M
|
9
|
Jalaluddin Al-Suyuti
|
911 H = 1505 M
|
10
|
Muhammad bin Ahmad bin Iyas
|
930 H = 1523 M
|
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud Yunus, 2008, Sejarah Pendidikan Islam. jakarta: PT.
Mahmud Yunus Wadzurriyyah.
Musyrifah Sunanto, 2007, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana.
Bernard Lewis, 2010, Sejarah Timur Tengah: Sejak Munculnya Agama
Kristen Hingga Sekarang. Terj. Abd. Rahman Abror dari The Middle East.
Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Hanun Asrahah, 1999, Sejarah Pendidikan Islam, jakarta:
Logos.
Hasan Langgulung, 2003, Pendidikan Islam Dalam Abad 21,
jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.
Abdul Munir, Tersedia: http://dorokabuju.blogspot.com/2007/12/dinasti-mamluk-pembentukan-kemajuan-dan.html.
(Diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 19:37.
http://guecyahya.blogspot.com/2012/05/kejayaan-islam.html.
(diakses tanggal, 25/12/2012), pukul 21.00
Wikipedia,http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mamluk_%28Kairo%29.(Diakses
tanggal, 25/12/2012), Pukul 19.45
[2] Perebutan
kekuasaan pemerintah secara paksa.
[3]Badri
Yatim, ibid., hal.125
[4] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.214
[5]Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, hal.215
Tidak ada komentar:
Posting Komentar